8 Arti dan 2 Komponen Ekosistem Penyusunnya

Kemarin hari yang lalu saya pelajaran biologi di kelas saya telah hingga pada bab ekologi. Nah, pada peluang hari ini saya bakal coba memberikan sebuah rangkuman saya yang saya bisakan dari guru saya dan juga literatur lain mengenai komponen ekosistem. Pada kali rangkuman ini bakal dibahas mengenai macam - macam komponen dalam ekosistem, yaitu komponen biotik dan kompone abiotik. Langsung saja, Kamu bisa membaca sendiri rangkuman saya ini.

Pengertian Komponen Ekosistem

Semua ekosistem, baik ekosistem darat (terestial) maupun ekosistem perairan (akuatik) tersusun atas komponen - komponen. Berdasarkan struktur dasar ekosistem, komponen ekosistem bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik.


1. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen fisik alias kimiawi yang terdapat dalam sebuahekosistem sebagai medium alias substrat untuk berjalannya sebuahkenasiban. Komponen abiotik meliputi udara, air, tanah, garam mineral, sinar matahari, kelembaban, dan derajat keasamaan (pH).

Udara
Udara adalah sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer yang menyelimuti Bumi. Udara bersih dan kering di atmosfer mengandung gas dengan komposisi yang permanen, yaitu 70,08% nitrogen (N2); 20,95% oksigen (O2); 0,93% Argon (Ar); 0,35% kabondioksida (CO2) dan gas - gas lain (Neon (Ne), Helium (H), Kripton (Kr), Xenon (Xe), Hidrogen (H2), Metana (CH4)). Tidak hanya itu, udara juga mengandung gas yang jumlahnya bisa berubah - ubah, yaitu uap air (H2O), ozon (O3), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen oksida ((NO2). Udara berkegunaaan untuk menunjang kenasiban penghuni ekosistem. Contohnya : gas oksigen untuk respirasi (bernafas) bagi makhluk nasib dan gas karbon dioksida untuk proses gambarsintesis tumbuhan.

Air
Air mengandung beberapa tipe unsur alias senyawa kimia dalam jumlah yang bevariasi, contohnya natrium, kalsium, ammonium, nitrit, nitrat, dan fosfat. Jumlah unsur yang terkandung dalam air tergantung dari udara dan tanah yang dilewati oleh air. Air bisa berubah wujud menjadi uap, es, dan mencair kembali bergantung pada suhu  lingkungan dikurang lebihnya. Volume air di Bumi mencapai 1.400.000.000 km3, dengan perincian 97% berupa air laut, 2% berupa gunung es di kutub utara dan kutub selatan, 0,75% berupa air tawar (mata air, air sungai, danau, air tanah) dan selebihnya berupa uap air.

Tanah
Tanah terbentuk sebab proses destruktif (pelapukan batuan, erosi batuan, sedimentasi batuan, pembusukan senyawa organik) dan sintesis (pembentukkan mineral). Komponen mutlak tanah adalah bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Flora mengambil air dan bahan - bahan mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhannya. Sementara manusia memakai tanah untuk kebutuhan lahan pemukiman, pertanian, peternakan, perkantoran, perindustrian, pertambangan, kegiatan transportasi, dan kegiatan manusia lainnya. Jadi kegunaaan mutlak tanah dalam ekosistem adalah sebagai substrat bagi makhluk nasib http://ekosistem.blogdetik.com/.

Garam Mineral
Tumbuhan menyerap garam mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhannya. Fauna dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga keseimbangan asam dan basa, mengatur kerja alat - alat tubuh, dan untuk metabolisme.

Sinar Matahari
Sinar matahari adalah sumber energi bagi seluruh kenasiban di bumi. Di dalam ekosistem, energi dialirkan dari sebuahtingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya dalam bentuk transformasi energi. Sebagian kecil sinar matahari yang hingga ke permukaan bumi dikegunaaankan oleh flora untuk proses gambarsintesis dan diubah menjadi energi potensial dalam bentuk karbohidrat. Energi potensial yang dihasilkan oleh flora bakal diubah menjadi energi kinetik oleh fauna dan manusia http://www.ebiologi.com/2015/06/ekosistem-padang-rumput-ciri-dan-pola.html.

Suhu udara
Suhu adalah derajat panas yang berasal dari radiasi panas, terutama yang berasal dari matahari. Suhu udara di beberapa ekosistem tidak sama - beda, bergantung pada letak garis lintang (latitude) dan ketinggian tempat (altitude). Terus dekat dengan kutub (lintang dingin) maka suhu udaranya bakal terus dingin dan kering. Suhu adalah faktor pembatas bagi kenasiban dan mempengaruhi keanekaragaman hayati di sebuahekosistem. Pada umumnya, makhluk nasib bisa bersi kukuh nasib pada suhu lingkungan 0-40 C. Beberapa tipe makhluk nasib meperbuat hibernasi (tidak aktif alias tidur panjang) pada suhu yang sangat rendah (musim dingin), tetapi bakal aktif dan berkembang biak bila suhu lingkungan telah normal kembali.

Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah tidak sedikitnya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembaban udara di sebuahekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari, angin dan curah hujan. Kelembaban sangat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Daerah dengan tingkat kelembaban yang tidak sama bakal menghasilkan ekosistem dengan komposisi flora yang tidak sama.

Derajat keasaman (pH)
Keadaan pH sangat berpengaruh terhadap kenasiban tumbuhan. Flora bakal tumbuh dengan baik pada pH optimum, yaitu berkisar anatara 5,8 - 7,2. Kualitas pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, punggunaan pupuk (terutama pupuk kimia), aktivitas akar tanaman, dan penguraian mineral tanah.

Topografi 
Topografi adalah kondisi naik turun alias tinggi rendahnya permukaan bumi. Topografi mempengaruhi kondisi cuaca yang menyangkut suhu dan kelembaban. Faktor ini dikarenakan terus tinggi tempat maka bakal terus rendah suhu, dan juga sebaliknya. Topografi juga menentukan keanekaragaman hayati dan penyebaran sebuahorganisme.

Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi seluruh makhluk nasib yang ada di bumi. Ebiologi Antara lain, bakteri, virus, jamur, tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan sisi tingkatan tropic alias nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen autotroph dan komponen heterotrof.

2. Komponen Autotrof

Organisme autotrof adalah organisme uniseluler ataupun multiseluler yang mempunyai klorofil jadi bisa meperbuat gambarsintesis. Jadi pada intinya, organisme autotrof adalah organisme yang sanggup membikin makan sendiri tanpa bantuan makhluk nasib lain dengan mempercayakan bahan - bahan abiotik yang terdapat. Umpama fitoplankton, ganggang, flora lumut, flora paku, dan flora berbiji. Dari hasil gambarsintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen. Dalam ekosistem dan rantai makanan organisme autotroph adalah produsen utama.

Komponen Heterotrof 
Organisme heterotrof adalah organisme yang tidak sanggup membikin makan sendiri. Dalam nasibnya organisme heterotrof rutin mekegunaaankan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai bahan makanannya. Dengan demikian berarti tingkatan organisme dalam rantai makanan dan dalam ekosistem adalah sebagai konsumen.

Organisme heterotrof  terdiri atas herbivora sebagai konsumen primer (konsumen tingkat I), karnivora yang memakan heterotrof  sebagai konsumen sekunder (konsumen tingkat II), karnivora sebagai pemakan karnivora sebagai konsumen tersier (konsumen tingkat III), dekomposer dan detritivor.

Organisme heterotrof juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu parasit dan detritivor. Parasit nasib di luar alias di dalam tubuh inang yang tetap nasib, umpama kutu yang nasib di kepala manusia. Detritivor nasib dengan tutorial memakan serpihan flora alias fauna yang telah mati, umpama rayap, cacing tanah, dan fauna kaki seribu.

Dekomposer
Dekomposer adalah mikroorganisme yang menguraikan zat organik sisa flora atu fauna (detritus), semacam selulosa alias kitin, menjadi zat yang lebih sederhana. Contoh dari decomposer adalah bakteri dan fungi (jamur). Nutrien anorganik hasil dari penguraian dilepaskan ke ekosistem (proses mineralisasi) yang kemudian dipakai kembali oleh produsen.

Sumber :